Luki : (Mengetuk pintu).
”Assalamu’alaikum”.
Praktikan
:”Wa’alaikum salam
warahmatullahi wa Barokatuh”. Mari silakan masuk.
(Menghampiri klien,
menjabat tangan klien dan membawanya memasuki ruangan). Silahkan duduk… Senang sekali hari ini bisa bertemu dengan
kamu. Bagaimana kabarnya? (Attending, refleksi perasaan)
Luki : ”Ya, Bu....”. Saya baik-baik
saja. Ada apa bu saya
dipanggil ke sini?
Konselor
: “Ada sesuatu yang ingin ibu
bicarakan dengan kamu, ibu memperoleh informasi dari guru BK kalau kamu mempunyai
masalah dengan absensi, kalau boleh ibu
tahu apa yang menyebabkan kamu tidak masuk sekolah maukah kamu menceritakannya
pada Ibu?”
(Refleksi Perasaan)
Luki
: “Baik bu”.
Konselor
: “Ibu senang kalau kamu mau
menceritakannya pada ibu, terimakasih kalau kamu bersedia bercerita kepada ibu.”
Luki : “Begini bu, saya merasa saya
mengalami kebosanan berada di sekolah ini dan saya merasa belum menemukan teman
yang benar-benar cocok dengan saya di sekolah ini”.(Personalizing)
Konselor : “Lalu” (Pertanyaan terbuka)
Luki : “Selain itu saya juga
memiliki masalah dengan guru IPA saya Bu, saya merasa kesal dengan guru IPA
tersebut yang bernama Bu Lorita saya merasa diperlakukan dengan tidak baik dia
sering menghina saya dan selalu membawa-bawa nama orang tua saya jika menghina,
jika dikelas bu lorita selalu bilang pada anak-anak kalau saya anak yang tidak
baik, suka membuat onar, dan bodoh”.
Konselor
: “Ooh”. (Respon minimal)
Luki
: “Ya selain menghina saya
dengan omongan yang membuat saya tidak nyaman Bu Lorita juga sering mengatakan
kalau anak nakal itu bagaimana orang
tuanya kalau orang tuanya benar anaknya juga tidak akan nakal. Saya tidak suka
kalau Bu Lorita membawa-bawa nama orang tua saya apalagi di depan kelas pada
saat belajar. Makanya saya sering tidak masuk pada saat mata pelajarannya Bu Lorita
karena saya kesal sering dihina-hina sama dia”.
Konselor : “Memangnya kenapa Luki merasa
bosan dan tidak nyaman berada di
sekolah?” (Pertanyaan Terbuka)
Luki : ”Saya merasa bosan dan tidak
nyaman di sekolah selain karena saya kesal dengan Bu Lorita, saya juga merasa
tidak mempunyai kecocokan dengan teman-teman yang ada di sekolah, saya merasa
lebih cocok dengan teman-teman lama saya sewaktu di SD”.
Konselor : ”Apakah teman –teman yang sering
membolos bersama Luki berbeda sekolah?” (Pertanyaan terbuka)
Luki : ”Iya bu teman-teman saya yang
lain berbeda SMP dengan saya, kami biasanya membolos dan nongkrong di
Dipatiukur, kami berkumpul di Tugu Monumen dan menghabiskan waktu sekolah
disana”.
Konselor : ”Mengapa Luki tidak merasa memiliki
kecocokan dengan teman-teman di sekolah, memangnya Luki tidak memiliki teman
dekat di sekolah?” (Eksplorasi)
Luki : ”Saya merasa tidak nyaman saja
bu, ada bu saya memiliki teman dekat
namanya Rudi Salam saya juga kalau bolos bareng dengan dia”.
Konselor : ”Lalu apa saja yang kamu lakukan
jika membolos dengan teman-teman kamu?”
Luki : ”Saya dan teman-teman hanya
mengobrol dan bercanda-canda saja”.
Konselor : ”Oh...ya, tentang Bu Lorita apakah
Luki tau mengapa Bu Lorita sering berkata sepert itu sama Luki, apa yang
menyebabkan Bu Lorita bersikap seperti itu?” (Eksplorasi)
Luki : ”Mungkin karena saya di kelas
suka membuat onar dan bodoh, Bu Lorita itu hanya memperhatikan anak-anak yang
pintar saja bu di kelas. Padahal saya sudah berusaha untuk meminta maaf pada Bu
Lorita kalau saya memiliki kesalahan tapi Bu Lorita malah mencuekan saya dan
tidak menghiraukan maaf saya, itu membuat saya menjadi tambah kesal sama Bu
Lorita, mungkin memang Bu Lorita tidak menyukai saya bu”.
Konselor : ”Ya mungkin saja Bu Lorita bersikap
seperti terhadap Luki karena
sikap Luki yang membuat
bu Lorita jengkel. Ibu
mengerti perasaan Luki” (Respon perasaan)
Luki : ”Iya bu.... tapi kan saya
sudah berusaha untuk meminta maaf pada Bu Lorita dan sudah merubah sikap saya
pada saat mata pelajaran dia tapi tetap saja Bu Lorita masih suka menghina
saya. Setiap orang juga kan bisa berubah sepertinya Bu Lorita tidak percaya
kalau saya ingin berubah”.
Konselor : Apakah ada hal lain yang membuat Bu
Lorita seperti itu dan hal lain yang membuat kamu tidak betah di sekolah? (Eksplorasi
pengalaman)
Luki : ”Saya rasa tidak ada Bu, Ya
Bu... saya merasa teman-teman yang lain
pada takut sama saya dan tidak ada yang berani keapad saya”.
Konselor : ”Apakah dengan tidak masuk pelajaran
Bu Lorita itu tidak merugikan kamu dan tidak membuat kamu tertinggal pelajaran?
Luki : ”Iya Bu ”itu sangat merugikan
bagi saya”.
Konselor : ”Mengapa mereka takut pada Luki?”
Luki : ”Mungkin karena luki pernah
menonjok teman sekelas Luki karena kesal”.
Konselor : ”Mengapa Luki seperti itu?”
Luki : ”Karena luki kesal.”
Konselor : ”Sekarang menurut Luki apakah semua
perbuatan luki itu benar?”
Luki : ”Tidak Bu”
Konselor : ”Apakah dengan membolos dapat
menguntungkan Luki dan membuat menjadi
lebih baik.” (Konfrontasi)
Luki : ”Tidak Bu”
Konselor : ”Ibu ingin Luki menjadi lebih baik
dan dapat merubah semua sikap Luki, jika luki bersikap baik maka pandangan
teman-teman dan bu Lorita akan baik juga sama Luki. Luki mau kan berubah sikap
luki, ini semua buat luki kalau luki melakukan hal-hal yang merugikan dampaknya
juga kan tidak baik buat diri Luki sendiri. Ibu senang jika orang-orang berpandangan
positif tentang Luki, Luki pasti senang kan jika Luki dianngap anak yang baik
oleh teman-teman dan bu lorita. Dan apakah Luki juga tidak mau menjadi contoh
bagi teman-teman Luki yang lainnya dan membawanya untuk berubah”
Luki : ”Luki mengerti bu, dan luki
juga ingin berubah?” (Initiating)
Konselor : ”Bagus sekali jika luki ingin
berubah, Ibu ingin melihat Luki menjadi anak yang berhasil dan dapat
dibanggakan oleh orang tua Luki. Bagaimana dengan Bu Lorita, apakah Luki akan
terus seperti itu?”
Luki : ”Kalau Bu Lorita Luki juga
tidak tahu harus bagaimana?”
Konselor : ”Ya memang ya Luki setiap orang itu
mempunyai karakteristiknya masing-masing, nah...Luki kan sudah meminta maaf
sama Bu Lorita Ibu ingin Luki memahami kalau Bu Lorita dengan karakteristiknya
yang seperti itu dan memahami sikap Bu Lorita, Ibu tidak mau kalau Luki
tertinggal mata pelajaran IPA hanya karena Lorita, sekarang Luki mencoba
membuktikan pada Bu Lorita kalau Luki juga bisa menjadi lebih baik. Bagaimana?
Nah... sekarang apa yang ingin luki lakukan?” (Initiating)
Luki : ”Ya Luki ingin mencoba untuk
berubah, tapi bu Luki bingung jika ada teman Luki yang mengajak Luki membolos
lagi?”
Konselor : ”Luki harus mmepunyai sikap yang
asertif, Luki harus bisa berkata tidak jika Luki ingin berubah Luki harus
memiliki komitmen yang kuat untuk berubah, semua tergantung pada diri Luki
sendiri jika Luki mempunyai keinginan yang besar untuk berubah ibu yakin pasti
Luki bisa untuk berubah”.
Luki : ”Baik bu, kalau begitu Luki
akan mencoba untuk dapat berubah dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Luki
juga ingin menjadi orang yang bisa dibanggakan orang tua dan diapndang baik
oleh orang-orang”.
Konselor : ”Ya bagus Luki ibu senang sekali
mendengarnya jika Lu ki mau berusaha untuk berubah. Apakah ada yang ingin Luki
bicarakan lagi?
Luki : Luki kira bu, seperti sudah
cukup”.
Konselor : ”Baiklah jika tidak ada yang ingin
di bicarakan lagi, cukup diskusi kita hari. Terimakasih Luki sudah percaya pada
Ibu untuk menceritakan masalah Luki”. (Closing)
Luki : ”Sama-sama bu”